30 Jul 2025 11:20
Virzha, Sekretariat
14 views
1 min read
Artikel
Bogor, DPK Apindo Kabupaten Bogor – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan kekhawatiran terkait tren pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih berlanjut di Indonesia sepanjang paruh pertama tahun 2025. Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, menegaskan bahwa peningkatan angka PHK yang mencapai 32% bukan sekadar data statistik, melainkan kondisi nyata yang dirasakan dunia usaha.
Shinta menilai situasi ini berbeda dengan gelombang PHK biasa, karena tekanan diperkirakan masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Ia menyebut, faktor eksternal seperti kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat berpotensi menambah beban bagi industri padat karya, khususnya tekstil dan produk tekstil (TPT).
Meski Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan penurunan tarif impor produk Indonesia dari 32% menjadi 19%, Shinta menekankan bahwa tarif tersebut masih kurang kompetitif dibanding negara pesaing. Hal ini berisiko menimbulkan pengalihan order dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dalam negeri.
Selain itu, Jawa Tengah disebut sebagai episentrum PHK di sektor TPT. Faktor upah minimum, relokasi pabrik, dan lemahnya permintaan global menjadi tantangan yang menekan keberlangsungan usaha di wilayah tersebut.
Sumber: CNBC Indonesia
Berita Terkait
Wujudkan Link and Match, Kemnaker Luncurkan Permenaker 5/2024
11 Sep 2025 11:08
JUNGKIR BALIK INVESTASI DI KABUPATEN BOGOR
11 Feb 2025 10:50
Berita Terbaru
Tren Kebutuhan Tenaga Kerja 2025: Fokus pada Sales & Marketing
26 Sep 2025 13:38
Apindo: Investor Cari Stabilitas, Bukan Sekadar Insentif Sesaat
11 Sep 2025 11:14
APINDO MEMBERS GATHERING 2024
11 Sep 2025 11:10