08 Oct 2025 10:10
Admin
49 views
2 min read
Ketum APINDO Soroti Tantangan Bonus Demografi: Pengangguran Muda Masih Tinggi, Kualitas Tenaga Kerja Belum Sesuai Kebutuhan Industri
Jakarta — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Widjaja Kamdani, menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam memanfaatkan momentum bonus demografi. Menurutnya, kualitas tenaga kerja nasional saat ini belum sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan industri, sementara tingkat pengangguran muda masih tergolong tinggi.
Dalam acara Permata Bank Wealth Wisdom 2025 di Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025), Shinta mengungkapkan hasil survei APINDO yang menunjukkan hanya 26 persen pelaku usaha menilai kualitas tenaga kerja saat ini sesuai dengan kebutuhan industri. Sementara itu, 67 persen dari total pengangguran merupakan kelompok usia muda 15–29 tahun atau sekitar 4,8 juta orang.
“Tingginya angka pengangguran muda ini sangat mengkhawatirkan dan harus menjadi perhatian bersama,” ujar Shinta.
Kondisi tersebut menunjukkan masih adanya ketimpangan antara sistem pendidikan dan kebutuhan pasar kerja. Berdasarkan data yang dipaparkan Shinta, pada tahun 2024 sebanyak 36,5 persen tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan SD ke bawah, sedangkan lulusan perguruan tinggi hanya mencapai 12,7 persen.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Shinta menilai perlunya sinergi yang lebih kuat antara pemerintah dan dunia usaha dalam mengembangkan program vokasi dan pelatihan berbasis kebutuhan industri. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih siap dan produktif, sekaligus menjawab tantangan perubahan di dunia industri.
Selain peningkatan kompetensi, Shinta juga menekankan pentingnya mendorong pertumbuhan wirausaha baru di Indonesia. Saat ini, rasio wirausaha nasional baru mencapai 3,75 persen dari total penduduk, masih di bawah standar ideal minimal 5 persen yang dibutuhkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Kalau kita ingin memperkuat ketahanan ekonomi nasional, tidak cukup hanya mencetak tenaga kerja. Kita juga harus memperbanyak wirausaha yang mampu membuka lapangan kerja baru,” jelasnya.
Lebih lanjut, Shinta menambahkan bahwa tantangan ketenagakerjaan tidak hanya berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga dengan penciptaan iklim usaha yang kondusif untuk investasi dan inovasi. Dengan lingkungan usaha yang mendukung, industri dapat berkembang dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
“Transformasi ekonomi harus menempatkan manusia sebagai pusatnya. Jika manusianya siap, industri akan tumbuh, dan pertumbuhan itu akan berkelanjutan,” tutup Shinta.
Sebagai bagian dari jaringan APINDO di tingkat daerah, DPK APINDO Kabupaten Bogor berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kualitas tenaga kerja dan pengembangan wirausaha lokal melalui berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan, serta kerja sama lintas sektor. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat daya saing ekonomi daerah dan membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
Dikutip dari Kompas.com